Bahasa Indonesia memiliki empat kompetensi yaitu membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. Kompetensi menulis merupakan kompetensi yang dirasa cukup sulit bagi peserta didik. Hasil survei membuktikan bahwa peserta didik sering merasa bosan dengan kegiatan menulis, dikarenakan sulitnya mencari atau menumbuhkan ide-ide baru untuk mengembangkan tulisan.
Salah satu materi bahasa Indonesia kelas VII yang menarik adalah teks laporan hasil observasi (LHO). Teks laporan hasil observasi (LHO) merupakan laporan hasil observasi terhadap suatu objek yang diamati oleh penulis. Teks laporan hasil observasi merupakan salah satu materi yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Teks laporan hasil observasi merupakan suatu bentuk laporan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas maupun di luar kelas. Dalam pelajaran bahasa Indonesia pembelajaran menyusun teks laporan hasil observasi ini menjadi penting karena dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dilatih untuk menyusun hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam bentuktulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga dengan adanya pembelajaran teks laporan hasil observasi tersebut bisa melatih siswa agar lebih giat untuk menulis sehingga dengan demikian maka akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam implementasi di kehidupan sehari-hari khususnya dalam kegiatan menulis. (Putri, Astri Lidia. Dkk: 2021)
Kesulitan yang dialami oleh peserta didik bisa disebabkan oleh faktor guru. Guru yang terlalu sering menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran berjalan secara monoton. Peserta didik merasa bosan dan malas untuk mengikuti pembelajaran. Peserta didik kurang termotivasi dalam pembelajaran khususnya dalam aktivitas menulis. Untuk meningkatkan kompetensi menulis peserta didik dalam menulis teks fantasi terdapat alternatif solusi yaitu guru menggunakan media pembelajaran inovatif dan memanfaatkan sumber belajar berbasis TIK ( Laili Nur, dkk : 2019).
Upaya yang dilakukan guru dalam pembelajaran kegiatan menulis teks laporan hasil observasi sebenarnya sudah berjalan cukup baik, namun masih terasa kurang optimal karena kurang semangatnya peserta didik dalam hal kegiatan menulis. Untuk menciptakan suasana belajar yang manarik agar mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik diperlukan model dan media pembelajaran yang inovatif. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan media amplop warna.
Media amplop warna berbahan kertas HVS warna yang dibat menjadi sebuah amplop warna yang diberi nomor, sedangkan kartu flashcard merupakan kartu yang didalamnya terdapat gambar-gambar objek yang diamati. Implementasi pembelajaran ini yaitu dimulai dengan kegiatan awal. Pertama, peserta didik disajikan sebuah gambar objek tentang tumbuhan bunga melati yang telah ditayangkan di LCD oleh guru, peserta didik melihat, dan mengamati video tersebut. Kedua, peserta didik diajak untuk berimajinasi, kemudian diarahkan untuk menentukan solusi dari video tersebut. Banyak dari peserta didik yang ingin membuat rekaman dan diupload ke youtube seperti video yang ditayangkan.
Kegiatan inti dari pembelajaran ini yaitu pertama, peserta didik mengambil amplop warna untuk mendapatkan kartu flashcard. Kedua, peserta didik mengambil amplop warna lalu mengambil kartu flashcard sesuai nomor yang ada dalam amplop warna. Ketiga, peserta didik mendapat kartu flashcard, mereka bisa membuka kartu tersebut dan melihat objek apa yang didapat, misalnya bunga melati, lidah buaya, istana siak, dll. Keempat, peserta didik mulai berimajinasi dengan gambar yang sudah didapat sesuai dengan pengamatan masing-masing dengan memperhatikan struktur teks LHO, yang tentunya ditekankan pada bagian strukturnya. Kelima, peserta menuangkan imajinasi mereka dalam bentuk tulisan.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media amplop warna dan flashcard, ada perbedaan hasil belajar peserta didik khususnya pada kompetensi menulis. Penggunaan media amplop warna dan kartu flashcard pada pembelajaran menulis teks LHO mampu meningkatnya kompetensi menulis dan motivasi belajar peserta didik.***
Wahyuni SPD, Guru SMP Negeri 1 Satu Atap Pusako
